Pada hakekatnya metode pengembangan kemampuan mahasiswa menitik beratkan pada pembentukan Knowledge (pengetahuan/wawasan), Mentality (pembentukan mentalitas) dan Networking (pengembangan kemandirian). 3 poin utama yang dilaksanakan melalui:
Life Skills Training adalah program pelatihan kekhasan yang dimiliki oleh GICI Business School yang berisi program pelatihan yang bersifat aplikatif dan langsung dipraktekkan dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya untuk membentuk kemampuan keahlian dalam menghadapi tantangan pasar tenaga kerja dan kebutuhan SDM yang memiliki daya tahan, sikap kepemimpinan yang berjiwa wirausaha serta kemandirian. Sehingga mahasiswa GICI Business School memiliki ketrampilan yang melengkapi kemampuan keahlian kompetensi akademisnya.
Perubahan paradigma kebutuhan akan SDM yang berkualitas, keyakinan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya serta perubahan dunia yang dipicu oleh globalisasi menuntut lulusan pendidikan tinggi yang tidak hanya memiliki keahlian akademis yang kompeten namun harus melengkapinya dengan ketrampilan penunjang sesuai dengan tuntutan pasar.
Kondisi ini menuntut proses pendidikan yang lebih rumit namun tetap aplikatif dan selalu dapat mengikuti perubahan yang terjadi sesuai dengan perkembangan hidup manusia itu sendiri yang selalu berubah karena berbagai factor antara lain, factor lingkungan, kebijaksanaan pemerintah, perkembangan tehnologi, dsbnya. Life Skill Training adalah program yang selalu berusaha memberikan pelatihan yang sesuai dengan tuntutan jamannya.
Life Skills Training bertujuan membentuk mental dan sikap positif mahasiswa NIBA Business School, berpikiran terbuka, mengembangkan potensi diri mahasiswa, melengkapi ketrampilan diri yang aplikatif diberbagai bidang yang sebagai penunjang kompetensi akademisnya, serta bertaqwa kepada Tuhan YME. Yang pada akhirnya mahasiswa memiliki sikap kemandirian bertumpu pada potensi diri pribadinya yang diaplikasikan untuk kepentingan dirinya, keluarganya, masyarakat maupun terhadap bangsa dan negara. Namun lebih mengedepankan pada pembentukan kemandirian yang berbasis pada mentalitas.
Perbedaan yang utama jelas dipemberian materi yang lebih bersifat aplikatif, serta berkesinambungan dengan jangka waktu antara 6 sampai dengan 8 bulan penuh bahkan jika diperlukan dapat berlangsung hingga mahasiswa peserta dari Life Skills Training mampu mengimplementasikan ke 20 karakter tersebut dengan baik. Serta pelaksanaan kegiatan dikelas maupun diluar kelas. Sedangkan ospek atau kegiatan orientasi kampus lainnya cenderung mengarah kepada perploncoan yang tidak menggali potensi diri dari mahasiswa yang bersangkutan, dan apabila bersifat pelatihan jangka waktunya hanya berlangsung paling lama 2 minggu.
Bentuk kegiatan yang diterapkan dapat dilihat pada diagram proses pelaksanaan, dasar kegiatannya adalah mengarah kepada pembentukan 20 karakter yang dibutuhkan di dunia kerja.